Dengan adanya puluhan sopir truk roda enam yang melakukan aksi unjukrasa di SPBU Amoito, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), situasi menjadi kacau dan memicu kemacetan.
Para demonstran telah memblokir akses ke fasilitas Pertamina, menghambat proses pengisian bahan bakar minyak (BBM) selama beberapa jam. Hal ini menyebabkan gangguan layanan sementara bagi pengguna yang membutuhkan pengisian bahan bakar.
Bahtiar, salah seorang sopir, mengungkapkan bahwa aksi tersebut dilakukan sebagai protes terhadap pembatasan pengisian bahan bakar minyak (BBM) subsidi oleh pihak Pertamina. Menurutnya, SPBU hanya memperbolehkan pengisian 29 liter solar per mobil truk.
Menurut pendapatnya, kebijakan yang dilakukan oleh Pertamina sangat merugikan para sopir truk. Dia berpendapat bahwa kebijakan tersebut melanggar ketentuan dan aturan dari SK Gubernur.
Menurut aturan yang ditetapkan oleh Pj gubernur, hanya diperbolehkan mengisi bahan bakar sebanyak seratus empat puluh liter dalam satu kali pengisian. Namun, saat ini kita dibatasi hanya sampai dua puluh sembilan liter saja,” jelasnya.
Berdasarkan pertemuan antara pemilik Pertamina, Dzul Khairi Purnama, dan sopir truk, disepakati bahwa langkah ini akan diambil untuk memastikan pasokan bahan bakar minyak yang cukup hingga bulan Desember mendatang.
Dzul menyatakan bahwa berdasarkan aturan kuota migas, perusahaannya hanya diizinkan untuk menerima 540 KL atau sekitar 1000 liter dalam satu tahun.
Saya telah memutuskan untuk membatasi penyerahan sebanyak 540 KL per tahun karena keterbatasan. Ini berarti baru dibagikan 1,8 jatah per hari di SPBU saya. Saya sudah menggunakan habiskan 540 KL sampai bulan depan, tetapi masih ada waktu sampai Desember.
Puluhan sopir truk melakukan aksi untuk meminta pemilik SPBU mengubah kebijakan pengisian solar menjadi 40 liter per kali isi. Mereka berharap bahwa perubahan ini akan menguntungkan mereka dalam jangka panjang.
