Hina Profesi Wartawan Kepala Kantor PP Mengadukan ke Polda Sultra

Lima wartawan dari berbagai media online melaporkan aduan mengenai dugaan pencemaran nama baik profesi wartawan kepada Polda Sulawesi Tenggara.

Sebuah pengaduan resmi dilakukan oleh lima wartawan setelah melihat status/berita di WhatsApp yang dikirim oleh Teo Wiranata Wijaya, kepala kantor dari perusahaan perseorangan (PP) Maju Jaya. Perusahaan ini bergerak di bidang penyosohan beras dan terletak di Desa Amoito Siama, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.

Dalam status WhatsApp-nya, Teo menyerang lima wartawan yang ia sebut sebagai LSM dengan caption “Mereka mengaku wartawan, tapi sebenarnya semua hanya ingin mencari sensasi,”. Ini merupakan bunyi dari caption Teo di status WhatsApp-nya.

Para wartawan yang mengkonfirmasi keluhan masyarakat tentang bau tidak sedap di lorong dekatnya seolah-olah hanya ingin melakukan pekerjaannya. Semuanya berawal dari aduan masyarakat tentang bau sekam (kulit padi) yang terus berasal dari perusahaan dan mengganggu kehidupan sekitar.

Pada pukul 11.30 WITA, wartawan Afdal dan teman-temannya bertemu dengan masyarakat Desa Amoito Siama dan Sindang Kasih untuk mendapatkan tanggapan terkait penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan di sepanjang tepi jalan dan lorong. Setelah meminta keterangan dari masyarakat, media menemukan bahwa ada pendapat pro dan kontra mengenai penyimpanan sekam di tepi jalan tersebut.

Seorang warga Sindang Kasih dengan inisial EM mengekspresikan ketidaksenangan atas penyimpanan sekam di tepi lorong yang menyebabkan bau tak sedap. Hal ini menyebabkan aroma tidak sedap yang tercium saat melewati area tersebut.

Menurut EM, jika aroma tidak sedap dari penyimpanan sekam terus berdampak buruk pada masyarakat sekitar, maka mereka meminta agar kegiatan tersebut dipindahkan ke lokasi yang lebih jauh dari pemukiman.

Penduduk setempat, termasuk WK, memiliki keluhan serupa. Ketika musim angin barat tiba dan kemarau melanda, limbah pabrik tersebut akan menyebar luas di sekitarnya dan menyebabkan gangguan pernapasan bagi penduduk setempat.

Saat musim angin barat, banyak ampas yang terbawa ke arah rumah saya. Serangkaian masalah muncul, seperti pintu tertutup karena angin kencang dan gatal-gatal serta kesulitan bernapas karena terkena ampas tersebut.” kata WK.

Namun, beberapa orang mengaku beruntung karena adanya sekam yang memperluas peluang mata pencaharian mereka. Selain itu, ada juga masyarakat yang berusaha untuk meyakinkan diri sendiri tentang keberuntungan yang dimiliki karena sekam ini.

Ketika kami bertemu dengan mandor PP Maju Jaya, Indra, di lorong penyimpanan sekam (kulit padi), ia menjelaskan bahwa sekam tersebut disimpan di beberapa titik di tepi jalan dan lorong sesuai permintaan dari masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *