Nur Alam, bekas gubernur Sulawesi Tenggara dua periode, tetap teguh pada pendirian bahwa putranya, Muhammad Radhan Al Gindo Nur Alam (Radhan), hanya mendapatkan dukungan keuangan dari keluarga dan tidak ada donatur lain dalam pencalonannya sebagai bupati Konsel. Radhan dan pasangannya tidak menggunakan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat, selama masa kampanye mereka.
Nur Alam bertemu dengan warga Desa Amoito di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) pada Minggu untuk menjelaskan siapa yang mendukung pasangan calon bupati Rasyid. Dalam pertemuan yang tertunda ini, Nur Alam menegaskan bahwa ada figur calon kepala daerah di Konsel yang memanfaatkan uang rakyat, yaitu APBD, untuk kepentingan politik pribadi mereka. Nur Alam ingin menegaskan dukungan untuk pasangan Rasyid dan menjauhkan penggunaan dana publik untuk tujuan politik individu.
Nur Alam menegaskan bahwa dia yang membiayai Radhan, bukan APBD. Menurutnya, uang APBD adalah milik rakyat dan tidak seharusnya digunakan untuk kepentingan politik. Dia mengungkapkan hal ini kepada ratusan warga yang hadir di lapangan pada acara tersebut.
Penggunaan APBD untuk tujuan politik bukan hal baru. Nur Alam mengungkapkan bahwa ASN, kepala sekolah, dan pejabat daerah juga sering diperalat demi kepentingan politik. Situasi ini sangat pertentangan dengan prinsip integritas dan profesionalisme yang harus dijunjung tinggi oleh mereka.
Nur Alam, yang dihadiri oleh calon gubernur Sultra Tina Nur Alam, mengecam tindakan-tindakan tidak senonoh yang dilakukan oleh para calon kepala daerah untuk memengaruhi pemerintahan. Intervensi semacam ini dapat menyebabkan ketidakstabilan di pemerintahan.
Seringkali, pejabat publik seperti camat, lurah, atau kepala sekolah dipengaruhi dan tertekan untuk memenangkan calon tertentu. Namun, pada akhirnya semua tergantung pada kehendak masyarakat di tempat pemungutan suara (TPS). Masyarakat telah sadar dan tidak lagi bisa dimanipulasi dengan cara-cara seperti itu,” tegas Nur Alam.
Nur Alam menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah menghilangkan praktik korupsi dan politik yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan masyarakat. Untuk itu, ia membawa pasangan calon Radhan-Rasyid untuk memimpin Kabupaten Konsel dengan kepemimpinan yang penuh kedamaian dan bukan ketakutan. Menurut Nur Alam, pemimpin yang baik harus memiliki program jelas dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi yang memanfaatkan uang negara.
“Apa rencana anda? Jelaskan kepada masyarakat. Jika dianggap layak, pasti akan dipilih oleh rakyat. Tapi jika hanya menakut-nakuti masyarakat, kemungkinan tidak akan dipilih,” kata Nur Alam. Menurut Nur Alam, satu-satunya kandidat yang memiliki rencana jelas untuk Konsel adalah calon Bupati dan Wakil Bupati Konsel, Radhan-Rasyid.
Nur Alam mendapat penilaian yang adil dan transparan. Selain berkomitmen untuk tidak menggunakan dana APBD dalam kampanye apa pun, ia juga memiliki dua program unggulan yang akan dijalankan jika terpilih sebagai pemimpin Konawe Selatan. Program pertama adalah “Satu Sapi Satu Rumah,” yang memberikan setiap keluarga di Konsel satu ekor sapi untuk dikembangkan sebagai sumber pendapatan tambahan. Tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini juga akan memperkuat sektor peternakan di daerah tersebut dan membuat Konsel menjadi sentra peternakan sapi modern yang terintegrasi.
Program “One Village, One Product” adalah salah satu program unggulan yang bertujuan untuk membangun setiap desa di Konawe Selatan agar memiliki produk pertanian unggulan yang bisa dikembangkan dan dipasarkan secara lebih luas. Sebagai wakil rakyat, Radhan berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam bentuk teknologi pertanian modern dan pelatihan bagi para petani untuk memaksimalkan potensi pertanian di setiap desa. Dengan adanya program ini, diharapkan setiap desa dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan ikut berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat Konawe Selatan secara keseluruhan.